Indonesia memilih melihat Tiongkok sebagai peluang
2024-08-19
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
【Indonesia】Veronika Sintha Saraswait
Indonesia-China High-Speed Railway Co., Ltd. baru-baru ini mengumumkan bahwa seorang pengemudi Indonesia telah berhasil mengemudikan kereta cepat Jakarta-Bandung secara mandiri dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Proyek kereta api berkecepatan tinggi Jakarta-Bandung menerapkan prinsip-prinsip konsultasi ekstensif, konstruksi bersama, dan berbagi inisiatif “Satu Sabuk, Satu Jalan” Tiongkok. Ketiga prinsip ini mencerminkan visi Tiongkok dalam membangun globalisasi ekonomi tipe baru. Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral CPC ke-20 dengan jelas menyatakan bahwa proyek-proyek besar yang penting dan proyek-proyek penghidupan masyarakat yang "kecil namun indah" harus dikoordinasikan dan dipromosikan. Bagi Indonesia, terdapat proyek-proyek penting seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung, serta proyek-proyek spesifik yang berfokus pada industri hilir sejalan dengan arah pembangunan pemerintah Indonesia, namun juga mendukung pembangunan ekonomi pemerintah Indonesia. Tujuan kebijakan tersebut telah memberikan kemudahan dan kondisi yang memberikan banyak manfaat bagi Indonesia.
Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia kekurangan infrastruktur dan sistem transportasi yang memadai. Sistem transportasi umum belum dikembangkan secara serius, sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang serius di Indonesia karena kurangnya infrastruktur dan peraturan yang ketat untuk penggunaan mobil pribadi. Kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung menjadi solusi permasalahan kemacetan parah di jalur Jakarta-Bandung. Sebagai proyek penting dalam Belt and Road Initiative dan proyek strategis nasional Indonesia, Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak hanya memiliki efek demonstrasi sebagai kereta api berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara, namun juga memikul tanggung jawab untuk menghubungkan pusat kota Pulau Jawa, memperkuat interkoneksi kota-kota sekitarnya, dan menggerakkan perekonomian daerah serta misi penting lainnya.
Terlihat bahwa dalam pembangunan dan pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, prinsip konsultasi bersama, pembangunan bersama dan berbagi bukanlah sekedar kata-kata kosong, namun sudah menjadi prinsip dasar pelaksanaan mega proyek di Tenggara ini. Asia.
Pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, konsultasi bersama dan pembangunan bersama telah dilakukan sejak tahap pemberian dana pembangunan proyek. Indonesia dan Tiongkok sepakat membiayai pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung melalui pinjaman luar negeri. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dibiayai melalui model business-to-business (B2B), dengan 75% pinjaman luar negeri berasal dari China Development Bank dan 25% lainnya didanai oleh ekuitas pemegang saham. Secara spesifik, 60% modal pemegang saham berasal dari konsorsium BUMN Indonesia PSBI, dan 40% sisanya berasal dari Beijing Jakarta-Bandung High-speed Railway Co., Ltd.
Indonesia dan Tiongkok selalu mendesak untuk melakukan konsultasi bersama. Departemen terkait, pemimpin lokal, dan pelaksana proyek kedua negara telah bekerja sama untuk mencari solusi atas permasalahan dan manajemen operasi. Sejauh ini, Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah menciptakan 51.000 lapangan kerja lokal dan melatih 45.000 pekerja Indonesia. Tiongkok memberikan pelatihan dan sertifikasi teknologi perkeretaapian modern kepada pekerja Indonesia, dan mentransfer teknologi ke Indonesia di bidang sistem persinyalan dan konstruksi kereta api kecepatan tinggi. Dengan menutup kesenjangan pengetahuan dan memastikan pengoperasian yang berkelanjutan serta pengembangan jaringan kereta api berkecepatan tinggi di masa depan, Indonesia meningkatkan kemampuan teknologinya dalam industri transportasi. Perlu dicatat juga bahwa pendapatan nasional Indonesia dari proyek kereta api kecepatan tinggi juga tercermin dalam kegiatan pengadaan barang dalam negeri. Pra-assessment yang dilakukan Perusahaan Sukfendo pada tahun 2018-2019 menunjukkan bahwa kegiatan pengadaan lokal (onshore) pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah menyumbang 69,7% dari total belanja pengadaan.
Wilayah Bandung juga merasakan manfaatnya. Kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan titik balik dalam pengembangan real estate dan manufaktur lokal. Dengan mempersingkat waktu perjalanan dan meningkatkan aktivitas ekonomi, kereta api berkecepatan tinggi meningkatkan konektivitas, sehingga meningkatkan permintaan akan real estate residensial dan komersial di wilayah Bandung, menarik investasi dan meningkatkan kontribusi sektor real estate terhadap PDB daerah. Manufaktur di wilayah Bandung juga berkembang pesat dan menjadi lebih kompetitif karena peningkatan logistik dan biaya transportasi yang lebih rendah.
Kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok tidak hanya mencakup jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Pemerintah Indonesia gencar mengembangkan industri hilir sejak tahun 2010 yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah barang sehingga barang yang diekspor tidak lagi hanya berupa bahan mentah, tetapi juga produk jadi atau setengah jadi. Pemerintah berencana menginvestasikan US$545,4 miliar pada tahun 2035 untuk memprioritaskan pengembangan delapan industri hilir. Guna mendukung pengembangan industri hilir khususnya di sektor pertambangan, pemerintah mendorong pembangunan smelter di berbagai tempat. Hingga tahun 2022, telah dibangun 26 smelter, dan rencana penambahan 53 smelter lagi pada tahun 2024. Pada tahun 2015, China Qingshan Company memulai peleburan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, untuk memproduksi baja tahan karat dan baja karbon.
Industri nikel Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan. Berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan London Metal Exchange pada 23 Mei, merek nikel olahan Indonesia "DX-zwdx" untuk pertama kalinya terdaftar di bursa logam terbesar di dunia tersebut. Hal ini menandai langkah penting bagi Indonesia untuk mendominasi rantai pasokan nikel global dan membuka peluang baru di saat harga nikel global sedang melonjak. Kemurnian nikel merek DX-zwdx serendah 99,8%. Hal ini merupakan hasil kerja keras pemurnian nikel Indonesia di bawah platform kerja sama yang bersama-sama membangun inisiatif “Belt and Road”.
Indonesia telah bertransformasi dari negara yang didominasi oleh bentuk perekonomian tradisional menjadi negara dengan kedua bentuk perekonomian modern, dan juga memperoleh manfaat dari pembangunan bersama inisiatif “Belt and Road”. Tidak lagi hanya mengandalkan ekspor bahan mentah, namun meningkatkan ekspor produk industri setengah jadi atau jadi. Pada saat yang sama, proyek-proyek terkait juga telah sepenuhnya menyerap lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran, terutama ketika banyak perusahaan di Indonesia yang melakukan PHK secara besar-besaran.
Hasil positif dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok membuat pemerintah Indonesia memandang Tiongkok sebagai peluang, bukan risiko. Sebagai dua negara penting di kawasan Asia-Pasifik, hubungan perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia telah mengalami perubahan besar. Pada tahun 2022, perdagangan Indonesia dengan Tiongkok akan berubah dari defisit menjadi surplus. Ekspor Tiongkok ke Indonesia akan meningkat dari US$29,41 miliar pada tahun 2015 menjadi US$71,32 miliar pada tahun 2022. Ekspor Indonesia ke Tiongkok juga menunjukkan lintasan pertumbuhan yang lebih signifikan, meningkat dari US$15,05 miliar pada tahun 2015 menjadi US$77,77 miliar pada tahun 2022, meningkat lebih dari lima kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa perdagangan bilateral bersifat dinamis dan berkembang. (Penulis adalah direktur Departemen Studi Tiongkok di Pusat Studi Strategis dan Internasional Indonesia (CSIS)) ▲#deepgoodarticleplan#