berita

jimu ruiping |. terapkan lima belas menit antar kelas, "meningkatkan" tetapi juga "meningkatkan kualitas"

2024-09-15

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

komentator berita jimu, wen qingman

magang wang jinrui

pada awal semester baru, sekolah wajib belajar di beijing telah membuat rencana menyeluruh dan optimalisasi pengaturan waktu istirahat. pada prinsipnya waktu istirahat 15 menit akan diterapkan untuk memberikan waktu istirahat yang lebih santai. selain beijing, banyak kota di tanah air yang juga menerapkan waktu istirahat 15 menit.

pada tanggal 2 september, siswa dari sekolah dasar eksperimental huandao di haikou bermain di taman bermain saat jam istirahat. foto oleh reporter kantor berita xinhua, zhao yeping

dari "menghilangnya sepuluh menit antar kelas" hingga "lima belas menit antar kelas", langkah untuk memperpanjang waktu istirahat kelas sebanyak lima menit telah mendapat pujian luas. tujuan dari memperbanyak waktu istirahat adalah untuk memberikan anak lebih banyak waktu untuk bergerak dan menggabungkan pekerjaan dengan istirahat. duduk di kelas dalam waktu lama, tenggelam dalam tumpukan buku dan lautan topik, tanpa olahraga, istirahat, atau interaksi sosial tidak akan kondusif bagi tumbuh kembang anak yang sehat dan menyeluruh. pentingnya waktu istirahat sebagai “bumbu” bagi pembelajaran dan kehidupan generasi muda sudah terbukti dengan sendirinya. perpanjangan lima menit tersebut memuat pertimbangan jangka panjang bagi kesehatan fisik dan mental siswa.

pada bulan november 2023, cctv news menyiarkan "10 menit antar kelas, mengapa tidak menjadi" liar "? ", menjadikan masa reses yang "menghilang" dan semakin sepi menjadi sorotan mata masyarakat. dilihat dari pengalaman beberapa sekolah di masa lalu, waktu istirahat seringkali “diisi” dengan kegiatan kelompok yang monoton dan kaku. siswa tidak mempunyai hak untuk bebas memilih dan hanya bisa menerima pengaturan secara pasif. reses seperti itu telah kehilangan kebebasan dan vitalitasnya. alih-alih memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk bersantai secara fisik dan mental, justru menjadi kendala yang semakin intensif atas nama “mengurus siswa”, siswa dirampas kebebasannya, sehingga membuat mereka merasa lebih depresi dan kelelahan. kementerian pendidikan telah berkali-kali memberikan persyaratan yang jelas bahwa dilarang keras mengisi waktu istirahat siswa dengan berbagai cara, dan dilarang keras mengikuti pendidikan moral, pendidikan jasmani, pendidikan estetika dan kelas-kelas lainnya.

oleh karena itu, meskipun lama istirahat kelas harus “diperpanjang”, namun kualitasnya juga harus “ditingkatkan”. agar lima menit tambahan ini benar-benar efektif dan tidak terkesan dangkal, kuncinya terletak pada pengayaan dan peningkatan kualitas konten antar kelas, dan intinya terletak pada inovasi dan diversifikasi konten. membiarkan lima belas menit ini menjadi “waktu membahagiakan” yang nyata bagi anak-anak, dan bukan bentuk lain dari “momen disiplin”, adalah sebuah persoalan yang layak untuk dipikirkan secara mendalam oleh seluruh lapisan masyarakat. waktu istirahat sangatlah singkat dan berharga, dan setiap menit hendaknya menjadi waktu yang baik bagi siswa untuk melepaskan nalurinya, mempererat persahabatan, dan merangsang kreativitas.

pada analisa akhir, penerapan lima belas menit antar kelas bukan tentang durasinya tetapi isinya. membiarkan siswa keluar kelas, keluar rumah, menikmati sinar matahari, dan menikmati kehidupan kampus yang lebih sehat dan energik memerlukan upaya bersama dari pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan semua sektor masyarakat. diharapkan dengan upaya bersama semua pihak, generasi muda dapat memiliki waktu istirahat sendiri, lingkungan belajar yang lebih sehat dan bahagia, serta dapat berlari dan tertawa di bawah terik matahari dan hujan.

(sumber: berita jimu)

untuk informasi lebih menarik, silakan unduh klien "jimu news" di pasar aplikasi. mohon jangan mencetak ulang tanpa izin. anda dipersilakan untuk memberikan petunjuk berita dan anda akan dibayar setelah diterima.

laporan/umpan balik