berita

banyak negara membatasi penggunaan media sosial oleh anak di bawah umur

2024-09-12

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

kantor berita xinhua, beijing, 12 september (reporter peng qian) di era internet, bagaimana membimbing anak-anak dan remaja untuk menggunakan media sosial dengan tepat selalu memusingkan orang tua dan pendidik. pada awal semester baru, beberapa negara berencana atau telah memberlakukan peraturan dan pembatasan penggunaan media sosial oleh anak di bawah umur, dengan harapan anak-anak akan kembali ke “lapangan sepak bola, kolam renang, dan lapangan tenis”.

penyalahgunaan media sosial sangatlah merugikan

bagi anak di bawah umur, media sosial ibarat "pedang bermata dua". penggunaan yang tepat bermanfaat bagi mereka dalam memperluas batasan kognitif, memperkaya lingkaran sosial, dan meningkatkan keterampilan komunikasi. namun, ketergantungan yang berlebihan pada media sosial akan sangat merugikan fisik mereka dan kesehatan mental. beberapa peneliti bahkan percaya bahwa "penyalahgunaan media sosial" sama berbahayanya dengan "kecanduan alkohol".

berbagai penelitian menemukan bahwa penggunaan media sosial yang tidak tepat dapat berdampak negatif pada psikologi, kognisi, emosi, dan perilaku anak di bawah umur. penelitian yang baru-baru ini diterbitkan oleh australian national university menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara teratur dapat berdampak negatif pada kepuasan hidup siswa sekolah menengah. sebuah penelitian yang diterbitkan dalam british “lancet child and adolescent health” pada tahun 2019 menegaskan bahwa ada hubungan antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan depresi pada remaja.

pada bulan april tahun ini, unesco merilis laporan yang menyatakan bahwa meskipun teknologi digital dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan meningkatkan efek pembelajaran, teknologi digital juga membawa risiko seperti pelanggaran privasi, gangguan pembelajaran, dan penindasan maya. laporan tersebut menyerukan peningkatan investasi di bidang pendidikan, termasuk literasi media dan informasi, serta memperkuat pengawasan ilmiah terhadap platform digital.

laporan ini juga mengungkapkan bagaimana media sosial memperkuat stereotip gender, sehingga memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan, pembelajaran, dan pilihan karier anak perempuan. mengutip hasil survei facebook, laporan tersebut mengatakan bahwa 32% remaja putri yang disurvei mengatakan bahwa ketika mereka tidak puas dengan tubuh mereka, "dinding foto" platform media sosial akan memperburuk perasaan ini. selain itu, anak perempuan lebih banyak mengalami cyberbullying dibandingkan anak laki-laki.