berita

robot kombinasi jamur dan komputer keluar

2024-09-02

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

para peneliti telah mengembangkan "robot biohibrid" jamur.

sumber gambar: cornell university, as

science and technology daily, beijing, 1 september (reporter zhang jiaxin) para peneliti di cornell university di amerika serikat telah berhasil mengembangkan "robot biohibrida" yang terdiri dari jamur dan komputer. kemampuan robot untuk mengubah sinyal listrik jamur menjadi perintah digital membuka cara baru untuk membangun robot yang lebih berkelanjutan. makalah yang relevan diterbitkan dalam edisi terbaru majalah "scientific robotics".

"robot biohibrid" adalah bidang penelitian baru yang melibatkan penggabungan sel tumbuhan, hewan, dan jamur dengan bahan sintetis untuk membuat robot. namun, tingginya biaya dan masalah etika yang terkait dengan penggunaan sel hewan, serta lambatnya respons sel tumbuhan terhadap rangsangan eksternal, telah menjadi tantangan yang dihadapi di lapangan. penelitian baru menunjukkan bahwa jamur mungkin memegang kunci untuk memecahkan teka-teki ini.

kali ini, para peneliti pertama kali membudidayakan miselium dari pleurotus eryngii dan mengarahkannya untuk tumbuh pada perancah cetak 3d yang dilapisi elektroda. miselium yang saling berhubungan menghasilkan impuls listrik sebagai respons terhadap perubahan lingkungan, mirip dengan sinyal yang dihasilkan ketika neuron di otak berkomunikasi. karena jaringan miselium terhubung ke elektroda, pulsa listriknya dapat berkomunikasi dengan antarmuka komputer. komputer kemudian mengubah pulsa listrik ini menjadi instruksi digital dan mengirimkannya ke katup dan motor robot, memerintahkan mereka untuk melakukan operasi seperti bergerak maju.

antarmuka jamur-komputer memungkinkan komunikasi yang efisien antara miselium dan robot. ketika para peneliti menyinari miselium, mereka menghasilkan gelombang listrik yang mendorong robot untuk bergerak. para peneliti menemukan bahwa karena jamur tidak menyukai cahaya, ketika lebih banyak sinar uv menyinari antarmuka, sinyal listrik yang dihasilkan jamur merespons lebih kuat, menyebabkan robot bergerak lebih cepat.

jamur sangat sensitif terhadap lingkungannya, dan "robot biohibrid" jamur baru lebih baik dalam mendeteksi kontaminan kimia, racun, atau patogen di bidang pertanian dibandingkan robot sintetis tradisional. jamur dapat bertahan hidup di air yang sangat asin atau suhu yang sangat dingin, memberikan robot tersebut keunggulan dibandingkan "robot biohibrida" hewan atau tumbuhan di lingkungan ekstrem. “robot biohibrid” jamur juga dapat membantu mendeteksi radiasi di lingkungan berbahaya. selain itu, setelah robot-robot ini menyelesaikan tugasnya, mereka memerlukan lebih sedikit pembersihan dan meninggalkan lebih sedikit material berbahaya.