berita

[Guru Terkenal Dinasti Ming] Apresiasi terhadap lukisan Li Shida

2024-08-20

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina



Li Shida, lahir pada tahun 1550 M dan meninggal pada tahun 1620 M, memiliki nama kehormatan Tongfu dan julukan Yanghuai. Ia berasal dari Suzhou, Provinsi Jiangsu, dan seperti bintang terang yang tertanam di kota air Jiangnan. Pada tahun kedua Wanli (1574), ia memenangkan hadiah pertama sekaligus dengan bakatnya yang luar biasa dan menjadi seorang Jinshi pada garis besar karakter dan percikan lanskap, dan penanya penuh dengan bunga. Konsepsi artistiknya sangat mendalam.



Dia pernah dengan cemerlang membahas lima keindahan lukisan, menggambarkannya sebagai "biru" - seperti pohon-pohon kuno yang menjulang tinggi yang tahan terhadap angin dan embun beku; "yi" - seperti burung bangau yang terbang di langit, melampaui belenggu dunia; " - seolah-olah Ada liku-liku, keindahan yang tak terduga; "jarak" - seperti luasnya kabut, menarik lamunan orang yang tak ada habisnya; "sajak" - seperti permainan guqin yang ringan, suara yang tersisa bertahan selama tiga hari. Ketika berbicara tentang lima kejahatan, dia menggunakan kata "lembut" - seperti kuncup di awal musim semi, tidak memiliki curah hujan waktu; "papan" - seperti seorang pengrajin yang mengukir kayu, yang telah kehilangan ketangkasan dan vitalitasnya - seperti mengukir dengan pisau tajam, melukai keharmonisan alam; "mentah" - seperti mencicipi buah untuk pertama kali, kehijauan yang belum matang; "gila" - seperti ocehan orang idiot, kurang resonansi jiwa .



Karya agung Li Shida yang diwariskan dari generasi ke generasi, seperti "Gambar Xunyang Pipa", karakter dalam lukisan itu seperti aslinya, suara pipanya seperti tangisan dan keluh kesah, dan derasnya sungai menunjukkan perubahan-perubahan kehidupan; ", tiga ekor unta berdiri berdampingan, dengan bentuk dan makna yang berbeda-beda, tidak hanya membuat orang tertawa, tapi juga membuat orang merasakan kerasnya dunia; "Berkumpul di Taman Barat" adalah pemandangan megah para sastrawan mengadakan jamuan makan dan berkumpul, dengan perasaan mulia tidak peduli pada ketenaran dan kekayaan serta memperhatikan gunung dan sungai yang mengalir melalui pena dan tinta. Karya-karya ini ibarat mutiara yang bersinar di sungai panjang sejarah, memungkinkan generasi mendatang melihat sekilas keanggunan dan keanggunan zaman itu.





















Gambar dan teks berasal dari Internet, dan hak cipta adalah milik penulis aslinya.

Sebelum berangkat, harap lebih memperhatikan artikel-artikel indah dari "Art Circle" yang layak dibaca.