berita

Mempopulerkan Sains Pria Lanzhou Tianlun: Masalah psikologis menyebabkan kemandulan pria, bagaimana cara "mendapatkan kembali kejayaan"?

2024-08-20

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Dalam beberapa tahun terakhir, kejadian infertilitas pria di negara saya meningkat dari tahun ke tahun, populasi bayi baru lahir menurun tajam, dan infertilitas telah menjadi masalah sosial. Di antara penyakit infertilitas, faktor psikologis juga berperan dalam infertilitas. Masalah psikologis apa yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria, dan bagaimana pria dapat memperbaikinya?

Stres dan Kecemasan: Stres dan kecemasan psikologis kronis dapat mengganggu sekresi hormon normal, termasuk mempengaruhi poros hipotalamus-hipofisis-testis, jalur utama dalam mengatur hormon reproduksi. Peningkatan kadar kortisol akibat stres dapat menghambat produksi hormon seks, yang pada akhirnya mempengaruhi produksi dan kualitas sperma.

Disfungsi seksual: Faktor psikologis seperti penindasan seksual, ketakutan seksual, atau trauma seksual dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE) atau gangguan ejakulasi, yang secara langsung menghambat perilaku seksual normal dan proses pembuahan.

Penurunan libido: Stres psikologis dan masalah emosional yang berkelanjutan dapat menurunkan hasrat seksual dan frekuensi hubungan seksual, sehingga mempengaruhi peluang pembuahan alami.

Penurunan kualitas sperma: Penelitian menunjukkan bahwa stres psikologis dapat memengaruhi kepadatan, motilitas, dan morfologi sperma, yang merupakan indikator penting untuk menilai kesuburan.

Gangguan endokrin: Stres psikologis dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, memengaruhi kadar hormon reproduksi utama seperti testosteron, yang pada gilirannya memengaruhi produksi dan pematangan sperma.

Perubahan kebiasaan gaya hidup: Masalah psikologis jangka panjang dapat berujung pada terbentuknya kebiasaan gaya hidup yang buruk, seperti merokok, minum berlebihan, kurang olah raga, dan lain-lain, yang terbukti berdampak negatif pada kesuburan.