berita

NATO mempercepat ekspansinya, dan negara netral lainnya terguncang. Kali ini, mereka masih mengacaukan tanda emasnya.

2024-08-15

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Konflik antara Rusia dan Ukraina telah mengungkap wajah Barat yang sebenarnya. Bahkan Swiss, yang selama ini mengaku "netral", juga menggunakan nama emasnya untuk memberikan pukulan telak kepada dunia.

Baru-baru ini, "Pengamat" Swiss mengungkapkan bahwa pemerintah negara tersebut sedang mempertimbangkan untuk merevisi kebijakan keamanannya dan memperkuat kerja sama dengan NATO untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Swiss. Artinya Swiss akan mengubah posisinya sebagai negara netral.

Menariknya, NATO adalah aliansi militer, dan konstitusi Swiss menetapkan bahwa negara tersebut harus tetap “netral”, termasuk melarang partisipasi dalam perang dan pengangkutan senjata ke zona perang. Setelah Swiss bergabung dengan NATO, Swiss harus mematuhi "klausul pertahanan bersama" organisasi tersebut, yaitu menyerang satu negara sama dengan menyerang semua negara anggota. Swiss harus memperkuat kemampuan pertahanan dan pembangunan militernya sendiri, dan bila perlu, memberikan dukungan militer kepada NATO NATO. Termasuk mengirimkan pasukan untuk ikut serta dalam operasi militer.

Dalam beberapa tahun terakhir, Swiss telah menikmati reputasi tinggi di seluruh dunia berkat nama emasnya sebagai "negara netral". Jika negara ini melepaskan status netralnya, akan sulit untuk mendapatkannya kembali.

Faktanya, status netral dan kredibilitas Swiss telah lama direduksi menjadi “Pakaian Baru Kaisar” di tengah drama sanksi terhadap Rusia dan “pernyataan netralitas” yang berulang-ulang.