berita

PM Bangladesh mengundurkan diri ketika unjuk rasa anti-pemerintah yang mematikan melanda negara tersebut

2024-08-05

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Senin setelah berminggu-minggu demonstrasi anti-pemerintah yang menegangkan. Keputusan tersebut diambil di tengah gelombang protes mematikan yang melanda seluruh negeri, sehingga berdampak besar pada stabilitas politik Bangladesh.

Pengumuman yang disampaikan oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal Waqir Uz Zaman menandai titik balik besar dalam situasi politik di Bangladesh. Sebelumnya, pengunjuk rasa menerobos berbagai rintangan dan bahkan menyerbu kediaman resmi perdana menteri di ibu kota, Dhaka, sehingga semakin memperburuk situasi. Gambar dari lokasi kejadian menunjukkan bahwa di jalan-jalan dekat rumah Hasina, kendaraan terbakar dan api berkobar ke langit. Polisi tidak mampu mengendalikan situasi di depan kerumunan massa.

Menurut seorang reporter CNN di Dhaka, pada hari sebelumnya, militer dan polisi mengambil tindakan terhadap para demonstran yang berkumpul di daerah tersebut dalam upaya untuk membubarkan massa, namun bentrokan dengan kekerasan terus berlanjut. Tuntutan para pengunjuk rasa terutama terfokus pada penghapusan sistem kuota pekerjaan pemerintah, yang telah lama menjadi kontroversi dan dianggap sebagai salah satu sumber ketidakadilan sosial dan ketidakpuasan masyarakat.

Menurut Reuters, protes besar-besaran telah terjadi di seluruh Bangladesh sejak pertengahan Juli dan dengan cepat berubah menjadi konflik kekerasan yang mematikan. Sejauh ini, setidaknya 91 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam konfrontasi antara polisi dan pengunjuk rasa. Badai protes ini tidak hanya melanda ibu kota Dhaka, tetapi juga menyebar ke banyak wilayah di negara tersebut, menyebabkan kerusuhan sosial yang sangat besar.

Pengunduran diri Hasina tentu menambah ketidakpastian baru pada situasi politik Bangladesh. Sebagai putri sulung Syekh Mujibur Rahman, presiden pendiri Bangladesh, Hasina memegang posisi penting di arena politik. Dia telah menjabat sebagai perdana menteri berkali-kali dan berhasil terpilih kembali pada bulan Januari tahun ini. Namun, dalam menghadapi gelombang protes yang belum pernah terjadi sebelumnya, ia akhirnya memilih mundur untuk meredam kemarahan dan ketidakpuasan masyarakat.

Di masa depan, bagaimana Bangladesh dapat keluar dari bayang-bayang gejolak politik dan memulihkan stabilitas sosial serta pembangunan ekonomi akan menjadi tugas berat yang dihadapi pemerintahan baru. Pada saat yang sama, kejadian ini juga mengingatkan kembali masyarakat bahwa stabilitas politik sangat penting bagi pembangunan jangka panjang suatu negara.

Ikuti "Orang yang Mengikuti Acara Besar" dan lihat hot spot global!