berita

CEO Telegram ditangkap oleh polisi Prancis karena masalah pengawasan platform

2024-08-25

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

IT House News pada 25 Agustus, Reuters mengutip laporan dari media Prancis TF1 TV dan BFM TV bahwa Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan populer Telegram, menghadiri Le Bourget di Paris pada Sabtu malam, dilaporkan bahwa Durov ditangkap segera setelah pesawat pribadi mendarat.

Sumber gambar Pexels

Penangkapan tersebut bermula dari penyelidikan polisi Prancis atas kurangnya pengawasan terhadap platform Telegram. Pihak berwenang Perancis meyakini hal ituKurangnya mekanisme regulasi yang efektif pada platform Telegram telah menyebabkan banyaknya aktivitas kriminal, termasuk penyebaran informasi palsu dan ujaran kebencian.

Durov lahir di Rusia dan sekarang tinggal di Dubai. Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya saat ini adalah US$15,5 miliar (catatan IT House: saat ini sekitar 110,536 miliar yuan). Telegram memiliki basis pengguna yang besar di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Soviet dan telah menjadi platform komunikasi yang penting.

Pesatnya pertumbuhan Telegram juga menarik perhatian pemerintah di seluruh dunia. Telegram dituduh menyediakan tempat berlindung yang aman bagi teroris dan penjahat karena banyaknya konten tanpa sensor di platform tersebut.

Durov sendiri berulang kali menegaskan bahwa Telegram adalah “platform netral” dan tidak berpartisipasi dalam perjuangan politik. Dilaporkan bahwa Durov akan hadir di pengadilan malam ini dan mungkin akan didakwa paling cepat pada hari Minggu.