berita

Pernyataan terbaru Rusia: Negosiasi apa pun tidak mungkin!

2024-08-20

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Pada 19 Agustus waktu setempat, Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov berbicara tentang negosiasi Rusia-Ukraina dalam sebuah wawancara dengan Perusahaan Televisi dan Penyiaran Nasional Seluruh Rusia. Lavrov berkata,Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan bahwa negosiasi apa pun tidak mungkin dilakukan setelah serangan Ukraina atau bahkan invasi ke Oblast Kursk.Lavrov mengatakan, Presiden Putin juga menyampaikan hal yang sangat penting, yaitu "kami pasti akan mengevaluasi situasi ini nanti."

Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov (file foto). Sumber: Klien Berita CCTV

Lavrov membantah rumor baru-baru ini, termasuk bahwa Rusia diam-diam telah menghubungi Ukraina untuk merundingkan fasilitas energi dengan mediasi Qatar, dan bahwa Turki berencana untuk mencoba melakukan mediasi di bidang ketahanan pangan, tetapi hanya jika Menjamin kebebasan navigasi di Laut Hitam .

Tentara Ukraina melancarkan serangan ke Oblast Kursk Rusia pada tanggal 6 bulan ini, dan kemudian terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak di negara bagian tersebut. Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan mengenai situasi di perbatasan selatan Rusia pada tanggal 12, ia menyatakan bahwa Rusia akan dengan tegas menanggapi serangkaian provokasi Ukraina di wilayah perbatasan.

Kementerian Luar Negeri Rusia: Uzbekistan mengabaikan niat baik Rusia dan Rusia tidak akan berdialog dengan Uzbekistan

Menanggapi laporan "Washington Post" AS bahwa serangan angkatan bersenjata Ukraina di Oblast Kursk mengganggu pembicaraan tidak langsung yang direncanakan Rusia dan Ukraina di Qatar untuk menghindari serangan terhadap infrastruktur penting, pada tanggal 18 waktu setempat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Zagreb Harova mengatakan tidak ada yang merusak apa pun karena tidak ada yang perlu dirusak.Di masa lalu dan sekarang, tidak ada negosiasi langsung atau tidak langsung antara Rusia dan pemerintah Kiev mengenai keamanan infrastruktur sipil yang penting.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Zakharova (foto file). Sumber: Klien Berita CCTV

Zakharova menunjukkan bahwa ancaman keamanan terhadap fasilitas termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk adalah tindakan angkatan bersenjata Ukraina dan keterlibatan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Zakharova percaya bahwa Ukraina memiliki banyak peluang untuk menyelesaikan krisis ini melalui negosiasi, yang terbaru setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan inisiatif perdamaian pada bulan Juni tahun ini. Tetapi,Setelah angkatan bersenjata Ukraina melancarkan serangan ke Oblast Kursk pada tanggal 6 Agustus, seluruh dunia melihat tanggapan Ukraina terhadap niat baik Rusia. Zakharova berkata, "Seperti yang dikatakan Presiden Putin, tidak ada yang perlu dibicarakan dengan orang-orang yang melakukan hal seperti itu."

Pada bulan Juni tahun ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada pertemuan dengan pimpinan Kementerian Luar Negeri Rusia bahwa Rusia selalu bersedia untuk bernegosiasi dengan Ukraina mengenai masalah Ukraina. Namun, Putin mengatakan prasyarat perundingan adalah penarikan penuh pasukan Ukraina dari empat wilayah, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporozhye. Setelah Ukraina menarik pasukannya, Rusia akan segera melakukan gencatan senjata, dan kemudian kedua belah pihak akan memulai perundingan, termasuk masalah terkait Ukraina yang tidak bergabung dengan NATO. Namun Putin menambahkan bahwa Ukraina harus mengambil keputusan secara independen.

Selanjutnya, Podolak, kepala penasihat Kantor Kepresidenan Ukraina, menjawab bahwa Putin belum membuat proposal perdamaian yang nyata dan tidak berniat mengakhiri perang. Kementerian Luar Negeri Ukraina juga menyatakan bahwa apa yang sebenarnya diusulkan Putin adalah ultimatum yang dirancang untuk menyesatkan masyarakat internasional dan melemahkan persatuan sebagian besar negara di dunia yang berpedoman pada Piagam PBB. Presiden Ukraina Zelensky juga mengatakan bahwa apa yang disebut usulan gencatan senjata Putin adalah sebuah "ultimatum yang tidak dapat dipercaya" dan pesan yang disampaikannya tidak berbeda dengan masa lalu.

Menteri Luar Negeri Rusia: Ukraina menyerang Oblast Kursk di bawah arahan Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov mengatakan dalam wawancara dengan media Rusia pada tanggal 19 waktu setempat,Ukraina menyerang Oblast Kursk di bawah arahan AS.

Lavrov juga mengatakan bahwa pernyataan Amerika Serikat telah memperjelas masalahnya. Mereka pertama-tama mengatakan bahwa serangan Ukraina terhadap Oblast Kursk tidak ada hubungannya dengan mereka, dan kemudian mengatakan bahwa Ukraina telah mendekati mereka, tetapi mereka tidak setuju dengan keputusan Ukraina.

Sumber: China News Service Comprehensive dari: CCTV News Client

Laporan/Umpan Balik