Informasi kontak saya
Surat[email protected]
2024-08-19
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
International Online melaporkan, sejak awal tahun 2022, babak baru konflik Palestina-Israel telah berlangsung selama lebih dari 10 bulan. Saat ini, lebih dari 40.000 orang tewas di Jalur Gaza akibat operasi militer yang dilakukan tentara Israel. Ini adalah konflik paling mematikan dalam 20 tahun terakhir. Pada tanggal 7 Oktober 2023, Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) melancarkan serangan dari Jalur Gaza ke Israel dan menyandera sejumlah besar orang. Selanjutnya, militer Israel melakukan beberapa kali serangan udara di Jalur Gaza dan memutus pasokan air, listrik, dan bahan bakar.
Menurut laporan dari CCTV News, baru-baru ini terjadi ledakan di dekat Tel Aviv, Israel, namun tidak memicu sirene pertahanan udara. Brigade Qassam, sayap bersenjata Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. Pasukan Pertahanan Israel menunjukkan bahwa dua roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel hari itu, tetapi tidak ada yang mencapai sasaran di Israel. Salah satu roket jatuh ke Laut Mediterania dan satu lagi gagal meninggalkan Jalur Gaza. Seorang juru bicara IDF mengatakan di media sosial bahwa mengingat terus berlanjutnya penembakan roket oleh kelompok bersenjata Palestina ke Israel, tentara Israel akan melancarkan operasi militer di Khan Younis di Jalur Gaza selatan dan mengharuskan penduduk di beberapa lingkungan di daerah tersebut untuk mengungsi.
Baru-baru ini, ledakan terjadi di dekat Tel Aviv, Israel, dan Hamas mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan serangan terkait. Jelas, baik Hamas maupun Israel menganggap langkah ini sebagai sebuah ujian. Jika tidak, Hamas tidak akan begitu saja menembakkan dua roket ke Israel sembari menyatakan balas dendam kepada pemimpinnya. Pada saat yang sama, Israel memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumumkan bahwa tentara Israel akan melancarkan operasi militer lebih lanjut di wilayah Khan Younis di Jalur Gaza selatan dan mengharuskan penduduk di wilayah tersebut untuk mengungsi.