Informasi kontak saya
Surat[email protected]
2024-08-19
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Jika dicermati lukisan Zhou Sicong, ada dua tumbuhan yang sering muncul dalam lukisannya, satu teratai dan satu lagi pisang. Tujuannya agar kedua tanaman ini cocok untuk percikan tinta skala besar untuk menonjolkan garis-garis yang digambar oleh karakter, yaitu kontras antara garis dan permukaan; terlebih lagi, warna lukisan pisang sebagian besar adalah warna-warna terang, yaitu menyediakan berbagai macam warna untuk karakter. Karena warnanya yang terang, ia berfungsi sebagai latar belakang dan tidak bersaing dengan protagonis mana pun untuk menarik perhatian penonton.
Mari kita nikmati bersama di bawah ini.
Zhou Sicong Lahir pada tanggal 11 Januari 1939 di Kota Lutai, Kabupaten Ninghe, Provinsi Hebei. Dipengaruhi oleh kakek dari pihak ibu Li Shaoyu (alias Yeyun, Lu Yin), ia menjadi tertarik pada seni lukis ketika ia masih muda. Saat duduk di bangku SMP, ia kebetulan melihat lukisan pelukis Jerman Kathe Kollwitz di sebuah majalah dan sangat terkejut. Kollwitz menjadi pelukis pertama dan paling dikaguminya. Pada usia 17 tahun, ia masuk Sekolah Menengah yang Berafiliasi dengan Akademi Seni Rupa Pusat. Pada usia 20 tahun, ia masuk Departemen Lukisan Tiongkok di Akademi Seni Rupa Pusat untuk belajar di bawah bimbingan profesor Li Keran, Jiang Zhaohe, Ye Qianyu dan Liu Lingcang. Ia lulus dari Akademi Seni Rupa Pusat pada usia 25 tahun dan ditugaskan ke Akademi Seni Lukis Tiongkok di Beijing (sekarang Akademi Seni Rupa Beijing) untuk terlibat dalam penciptaan profesional. Kemudian, ia merangkap sebagai profesor madya di Departemen Lukisan Tradisional Tiongkok di Akademi Seni Rupa Pusat. Karya-karyanya antara lain "Gambar Penambang", "Wanita yang Menjual Wadah Anggur", "Panen", "Bengkel Pemasangan", "Jembatan Tali", "Judo", dll. Publikasinya meliputi "Karya Lu Chen dan Zhou Sicong", "Sisa Tinta", dll.