berita

Media asing: Raja Thailand secara resmi menyetujui Pethonthan sebagai perdana menteri baru Pethonthan memeluk ayahnya Thaksin pada upacara tersebut.

2024-08-18

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

[Laporan Jaringan Global] Menurut laporan Agence France-Presse, Reuters dan media lainnya, pada 18 Agustus waktu setempat, Raja Maha Vajiralongkorn dari Thailand secara resmi menyetujui Pethonthan Chinawat sebagai Perdana Menteri Setelah menerima perintah tertulis, Petuntan membuat pernyataan, mengatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan anggota parlemen dengan pikiran terbuka.

Menurut Agence France-Presse, sekitar pukul 09.30 waktu setempat, dalam sebuah upacara yang digelar di Bangkok, Pethonthan menerima perintah tertulis dari Raja Thailand yang meminta pembentukan pemerintahan.

Reuters menyatakan Apa Sukarnam, Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Parlemen Thailand, membacakan dekrit raja pada upacara tersebut, sementara Pethontan berlutut di depan potret Raja Maha Vajiralongkorn. Menurut pemberitaan, Pethonthan juga menyampaikan pidato singkat untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Raja Thailand dan perwakilan rakyat Thailand.

“Sebagai kepala pemerintahan, saya akan bekerja sama dengan anggota parlemen dengan pikiran terbuka untuk memenuhi tanggung jawab saya.” Petuntan mengatakan dalam pidatonya, “Saya akan mendengarkan pendapat semua pihak sehingga kita dapat bersama-sama mendorong pembangunan yang stabil. negara."

Reuters menyebutkan, ayah Petongtan, Thaksin, yang berusia 75 tahun, adalah tokoh penting yang menghadiri upacara tersebut. Dia dan suami Petongtan berdiri di barisan depan upacara tersebut. Cuplikan adegan tersebut memperlihatkan Petontan memeluk ayahnya Thaksin sebelum dan selama upacara.

Menurut Kantor Berita Xinhua, sebuah dekrit kerajaan dikeluarkan di situs web pemerintah Thailand pada tanggal 17, mengumumkan bahwa tiga kategori tahanan akan diampuni pada kesempatan ulang tahun Raja ke-72, yang dijadwalkan mulai berlaku pada tanggal 18 Agustus. Pengacara mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, Wen Ya, kemudian membenarkan bahwa Thaksin Shinawatra, yang saat ini menjalani pembebasan bersyarat, termasuk di antara mereka yang diampuni.