Informasi kontak saya
Surat[email protected]
2024-08-13
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Menurut Kantor Ekonomi dan Komersial Kedutaan Besar Tiongkok di Thailand, Lianhe Zaobao baru-baru ini melaporkan bahwa semakin banyak dana Tiongkok mengalir ke Thailand untuk mengambil alih real estate lokal. Thailand memberikan kebijakan bebas visa permanen bagi wisatawan Tiongkok, dan tidak ada situasi anti-Tiongkok di sana, yang menjadi salah satu alasan menarik kelas menengah Tiongkok untuk membeli properti. Property DNA, sebuah perusahaan konsultan Thailand, menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang menerima suntikan modal dari investor Tiongkok yang membeli real estate di kota-kota besar di Thailand, menyewakannya atau menjualnya kembali di masa depan. Pemerintah Thailand sedang bersiap untuk melonggarkan pembatasan pembelian properti asing, yang selanjutnya akan menarik lebih banyak dana asing untuk mengalir ke pasar real estat Thailand. Usulan perubahan tersebut antara lain perpanjangan jangka waktu sewa tanah bagi orang asing dari 50 menjadi 99 tahun dan perubahan persentase unit yang dimiliki orang asing dalam suatu proyek kondominium dari maksimum 49% menjadi 75%. Diperkirakan perusahaan Tiongkok telah berinvestasi lebih dari 100 miliar baht di kota-kota besar Thailand dalam 15 tahun terakhir.
Menurut data Kementerian Perdagangan Thailand, perusahaan-perusahaan Tiongkok menginvestasikan 382 miliar baht di Thailand pada paruh pertama tahun ini, yang merupakan 9,5% dari total investasi asing langsung. Hal ini menjadikan Tiongkok sebagai sumber investasi asing terbesar ketiga di Thailand, setelah Jepang (993,3 miliar baht, 24,7%) dan Singapura (473,5 miliar baht, 11,8%). Lima industri besar di Thailand yang dihuni oleh modal Tiongkok adalah mobil dan suku cadangnya, ban dan ban dalam, real estat yang tidak dihuni pemilik, manufaktur baja, serta pembangkit dan distribusi listrik.