berita

Berikutnya Ukraina?Rusia mengeluarkan peringatan, mendesak Armenia untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu

2024-07-26

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Teks/Jingzhi

Menurut laporan Global Times yang mengutip surat kabar Rusia Komsomolets, pada 24 Juli, sekretaris pers Putin, Peskov, menyatakan bahwa Armenia adalah negara berdaulat dan negara sekutu serta saudara Rusia. Rusia menghormati eksplorasi independen Armenia dalam memilih arah prioritas kerja sama, namun tidak ingin Armenia mengambil jalur yang dipilih oleh rezim Kiev.Sederhananya, Rusia memperingatkan Armenia untuk “menjaga dirinya sendiri” dan tidak mengulangi kesalahan Ukraina.

(Foto: Peskov)

Pernyataan Peskov bukannya tidak berdasar. Media Rusia menyebutkan bahwa latihan militer gabungan Armenia dengan Amerika Serikat, “Eagle Partner 2024,” akan berakhir bulan ini. Dilaporkan bahwa tujuan latihan militer ini terutama untuk meningkatkan tingkat koordinasi antar pasukan yang berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian internasional, bertukar pengalaman di bidang manajemen taktis dan komunikasi, serta meningkatkan tingkat kesiapan tempur pasukan Armenia.Ini merupakan latihan gabungan kedua yang digelar tentara kedua negara sejak September tahun lalu, dan dinilai menjadi tanda memanasnya hubungan Armenia dan Barat.Namun Rusia telah menjadi sekutu utama Armenia selama berabad-abad, dan hal ini tentu akan merusak hubungan kedua negara.

(Gambar menunjukkan latihan militer gabungan antara Armenia dan Amerika Serikat)

Setelah konflik Asia-Azerbaijan berakhir, Perdana Menteri Armenia Pashinyan menuduh Rusia "tidak bertindak", yang mengakibatkan wilayah tersebut jatuh ke tangan Azerbaijan. Ia memanfaatkannya untuk menuntut agar tentara Rusia mundur dari Armenia. Pashinyan juga mengklaim bahwa Armenia terlalu bergantung pada Rusia untuk pertahanan dan situasi ini tidak dapat berlanjut. Armenia juga bermaksud menarik diri dari CSTO. Armenia menolak berpartisipasi dalam pertemuan puncak pada November tahun lalu dan berhenti membayar iurannya.Langkah-langkah ini akan melemahkan pengaruh Rusia di Kaukasus.

(Gambar menunjukkan Perdana Menteri Armenia Pashinyan)

Sejalan dengan itu, hubungan Armenia dan Amerika Serikat menjadi semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir, yang membuat Rusia cukup tidak puas. Selain semakin banyaknya latihan militer gabungan, Armenia mungkin menjadi basis terdepan Amerika Serikat di Kaukasus.Dengan menggunakan Armenia, Amerika Serikat dapat semakin menekan Iran, mengendalikan Türkiye, dan mengancam Rusia dari Kaukasus.Selain nilai geostrategisnya yang penting, kawasan Kaukasus juga kaya akan sumber daya minyak, gas, dan mineral yang ingin dikuasai Amerika Serikat.

(Gambar menunjukkan wilayah Kaukasus)

Awalnya, setelah disintegrasi Uni Soviet, Georgia dan Rusia berangsur-angsur terpecah karena masalah kepemilikan tanah. Kini Armenia yang sudah lama didukung Rusia juga ingin lebih dekat dengan Barat. Tentu saja Rusia tidak puas. Apa konsekuensi dari semakin dekat dengan Barat? Ukraina adalah sebuah pelajaran. Kedekatan Ukraina dengan NATO adalah salah satu alasan utama mengapa Rusia memutuskan untuk mengambil tindakan militer terhadapnya. Setelah perang bertahun-tahun, Ukraina menderita kerugian serius. Terjadi kehilangan banyak penduduk dan kota-kota di wilayah timur mengalami kerusakan parah.Situasi perekonomian Ukraina sudah buruk, dan datangnya perang membuatnya semakin buruk.

(Gambar menunjukkan kota-kota di Ukraina yang terkena dampak perang)

Bahkan dengan dukungan NATO, seiring dengan berlanjutnya perang, Ukraina semakin kehilangan wilayahnya. Dan dengan kembalinya Trump, bantuan militer ke Ukraina mungkin akan dihentikan. Tanpa dukungan NATO, Ukraina akan semakin sulit menghadapi Rusia. Karena situasi saat ini, Presiden Ukraina Zelensky dan Menteri Luar Negeri Kuleba baru-baru ini melonggarkan sikap mereka terhadap pembicaraan damai. Artinya, sangat mungkin bagi Ukraina untuk melepaskan obsesinya dan menukar wilayahnya demi perdamaian.Bagaimanapun, Ukraina masih merupakan negara Eropa yang dekat dengan NATO. Sebaliknya, Armenia, yang terletak di Kaukasus, dapat menerima bantuan militer Barat yang lebih terbatas, dan biaya untuk melawan Rusia mungkin lebih tinggi.

Tidak hanya Rusia, tapi juga Turki, Azerbaijan, dan Iran mungkin tidak senang melihat negara pro-Amerika lainnya di Kaukasus.Oleh karena itu, semakin baik hubungan antara Armenia dan Amerika Serikat, maka akan semakin terisolasi wilayah tersebut dan ancaman eksternal akan semakin meningkat.Oleh karena itu, bagi Armenia yang berusaha mendekatkan diri dengan Barat, Ukraina yang terperosok dalam perang adalah pembelajaran dari masa lalu dan tidak boleh membiarkan dirinya menjadi Ukraina Kaukasus.