berita

Media asing: Jerman berencana mengurangi separuh bantuan militer ke Ukraina tahun depan

2024-07-18

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Menurut laporan Reuters pada tanggal 17, mengutip dokumen pemerintah Jerman, Jerman berencana mengurangi separuh dukungan militernya untuk Ukraina tahun depan.

Tangkapan layar laporan Reuters

Menurut laporan, rancangan anggaran fiskal tahun 2025 yang dilihat oleh Reuters menunjukkan bahwa anggaran bantuan militer Jerman ke Ukraina akan dipotong dari sekitar 8 miliar euro pada tahun 2024 menjadi 4 miliar euro (sekitar 4,35 miliar dolar AS) pada tahun 2025. Kelompok Tujuh (G7) sebelumnya telah menyetujui pinjaman sebesar US$50 miliar kepada Ukraina, dan Jerman berharap Ukraina dapat menggunakan dana ini untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan militernya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa pinjaman sebesar 50 miliar tersebut berasal dari hasil pembekuan aset luar negeri Rusia yang disalahgunakan oleh Amerika Serikat dan Barat.

Pada 17 Juli, waktu setempat, Menteri Keuangan Jerman Lindner mengatakan pada konferensi pers, "Berkat langkah-langkah Eropa dan pinjaman dari Kelompok Tujuh, pembiayaan Ukraina terjamin di masa mendatang."

Menurut laporan, Amerika Serikat juga mempromosikan apa yang disebut pinjaman "dimuka", dengan tujuan untuk segera menyediakan dana dalam jumlah besar ke Ukraina. Para pejabat Barat mengatakan para pemimpin Uni Eropa mendukung gagasan tersebut karena hal ini akan mengurangi kemungkinan Ukraina akan kekurangan dana jika Trump kembali ke Gedung Putih.

Minggu ini, mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Trump memilih Senator AS dari Ohio James David Vance sebagai pasangannya. Vance menentang bantuan militer AS ke Ukraina. Trump juga mengatakan bahwa dia tidak akan setuju jika Amerika Serikat melindungi negara-negara yang gagal memenuhi target belanja militer NATO dan bahkan akan mendorong Rusia untuk menyerang negara-negara tersebut. Pernyataan ini telah menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pejabat Barat lainnya.

Reuters menyebutkan bahwa Jerman telah berulang kali gagal mencapai target NATO yaitu membelanjakan 2% dari produk domestik bruto (PDB) untuk belanja militer setiap tahunnya. Selain itu, karena investasi modal yang tidak mencukupi selama beberapa dekade, persediaan senjata Jerman telah menyusut dan tidak cukup untuk digunakan sendiri. Pasokan senjata ke Ukraina semakin menipiskan persediaan tersebut. Sejauh ini, Jerman telah memasok tiga sistem rudal pertahanan udara Patriot ke Ukraina, lebih banyak dibandingkan negara lain, sehingga mengurangi jumlah sistem Patriot Jerman untuk digunakan sendiri menjadi sembilan.

Menurut laporan, meski dukungan militer untuk Ukraina akan dikurangi setengahnya, rancangan anggaran Jerman untuk tahun depan masih akan memenuhi tujuan yang ditetapkan NATO, yaitu menghabiskan 2% PDB untuk belanja militer pada tahun 2025, dengan total 75,3 miliar euro.