berita

Media AS: Kecerdasan buatan memimpin perubahan dalam peperangan modern

2024-08-20

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Referensi News Network melaporkan pada 20 AgustusSebuah artikel berjudul "Amerika Serikat tidak siap untuk perang di masa depan, tetapi perang telah dimulai" diterbitkan di situs majalah dua bulanan "Foreign Affairs" pada tanggal 5 Agustus. Penulisnya adalah Mark Milley, mantan ketua AS. Kepala Staf Gabungan dan mantan CEO Google. Artikel ini disusun sebagai berikut:

Di medan perang Ukraina, perang di masa depan dengan cepat menjadi kenyataan. Ribuan drone terbang di langit, dan drone ini serta operatornya menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk menghindari rintangan dan mengidentifikasi target potensial.

Konflik Rusia-Ukraina bukanlah satu-satunya konflik yang sifatnya telah diubah oleh teknologi baru. Di Myanmar dan Sudan, pemberontak dan pemerintah sama-sama menggunakan kendaraan otonom dan algoritma dalam pertempuran. Di Gaza, Israel telah mengerahkan ribuan drone yang terhubung dengan algoritma kecerdasan buatan untuk membantu pasukannya bergerak melalui kota tersebut.

Dalam beberapa hal, laju perkembangan ini tidak mengherankan. Perang selalu mendorong inovasi. Namun perubahan yang terjadi saat ini sangatlah cepat dan akan mempunyai dampak yang jauh lebih besar. Perang di masa depan tidak lagi bergantung pada siapa yang memiliki jumlah pasukan terbesar atau siapa yang memiliki pesawat, kapal perang, dan tank terbaik, namun akan didominasi oleh sistem senjata yang semakin otonom dan algoritma yang canggih.

“Amerika Serikat belum siap menghadapi perang di masa depan”

Namun, Amerika Serikat belum siap menghadapi masa depan seperti itu. Pesawat, kapal perang, dan tanknya tidak mampu menahan serangan pesawat tak berawak; militer belum memanfaatkan kecerdasan buatan; Pentagon belum berbuat banyak untuk memperbaikinya dan bergerak terlalu lambat.