berita

Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan AS memerintahkan peledakan pipa Nord Stream

2024-08-19

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Artikel ini direproduksi dari [Xinhuanet];

Kantor Berita Xinhua, Moskow, 19 Agustus (Reporter Liu Kai) Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov menyatakan pada tanggal 19 bahwa serangan terhadap pipa gas alam "Nord Stream" jelas disetujui oleh Amerika Serikat, dan para pelaku tidak dapat mengebomnya tanpa bantuan Amerika Serikat.

Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan "Izvestia" Rusia hari itu bahwa meskipun beberapa warga Ukraina terlibat dalam masalah ini, seperti yang disebutkan oleh media Jerman, "jelas" bahwa mereka tidak dapat melakukannya secara independen. Lavrov menekankan bahwa Jerman harus menjawab semua pertanyaan tentang ledakan pipa gas alam "Nord Stream". Rusia akan menuntut penyelidikan internasional yang transparan.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia Oleg Dyapkin mengatakan kepada media pada tanggal 19 bahwa Rusia telah secara resmi meminta Jerman untuk menyelidiki ledakan pipa gas alam "Nord Stream".

Media Jerman melaporkan pada tanggal 19, mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, bahwa Jerman telah melakukan kontak dengan Rusia karena penyelidikan atas ledakan tersebut masih berlangsung, hasil yang relevan tidak dapat dilaporkan untuk saat ini penyelidikan, Jerman dapat menghubungi Rusia untuk melakukan pertukaran informasi.

"Wall Street Journal" AS menerbitkan sebuah artikel pada tanggal 14 yang mengatakan bahwa sebuah geng yang terdiri dari enam tentara aktif Ukraina dan pengusaha menyewa kapal pesiar dan peralatan selam untuk menyabotase pipa gas alam "Nord Stream" pada September 2022 sebagai pembalasan atas Tindakan Rusia tahun itu. Pada bulan Februari, operasi militer khusus diluncurkan terhadap Ukraina. Mengenai laporan Wall Street Journal yang disebutkan di atas, Rusia yakin bahwa Amerika Serikat sedang mencoba mengalihkan semua tanggung jawab atas ledakan "Nord Stream" ke Ukraina.

Pada tanggal 26 September 2022, pipa gas bawah laut Laut Baltik "Nord Stream-1" dan "Nord Stream-2" yang menghubungkan Rusia, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya mengalami ledakan bawah air yang hebat di perairan dekat Denmark dan Swedia, dan sejumlah besar gas alam bocor. Hasil penyelidikan menemukan 3 dari 4 pipa bocor, dengan total 4 titik kebocoran, dan diduga disabotase. Setelah kejadian tersebut, Denmark, Swedia dan Jerman masing-masing melancarkan penyelidikan, namun menolak partisipasi Rusia.