Informasi kontak saya
Surat[email protected]
2024-08-16
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Kantor Berita Xinhua, Moskow, 16 Agustus Menurut laporan kantor berita TASS pada tanggal 16, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Antonov mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang berusaha untuk menyerahkan semua tanggung jawab atas ledakan pipa gas alam "Nord Stream" ke Ukraina.
Antonov mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat bahwa tujuan para pejabat AS menolak mengomentari topik penting tersebut adalah untuk berharap masyarakat akan melupakan pernyataan pemimpin AS bahwa “penting untuk menghancurkan gas alam.” jaringan pipa." Mereka berusaha mengalihkan semua kesalahan ke Ukraina. Meski jelas Ukraina tidak akan mengambil tindakan apa pun tanpa persetujuan AS.
Antonov mengatakan, dalam ledakan pipa Nord Stream, Amerika Serikat diam-diam melegalkan terorisme. Faktanya, Amerika Serikat akan mengizinkan kejahatan serupa di masa depan. Dia mengatakan bahwa Rusia berkomitmen untuk menemukan dan menghukum pelaku sebenarnya dari ledakan pipa "Nord Stream", dan akan melakukan segala upaya bersama dengan pihak terkait lainnya untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
"Wall Street Journal" AS menerbitkan sebuah artikel pada tanggal 14 yang mengatakan bahwa sebuah geng yang terdiri dari enam tentara aktif Ukraina dan pengusaha menyewa kapal pesiar dan peralatan selam untuk menyabotase pipa gas alam "Nord Stream" pada September 2022 sebagai pembalasan atas Tindakan Rusia tahun itu. Pada bulan Februari, operasi militer khusus diluncurkan terhadap Ukraina.
Pada tanggal 26 September 2022, pipa gas bawah laut Laut Baltik "Nord Stream-1" dan "Nord Stream-2" yang menghubungkan Rusia, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya mengalami ledakan bawah air yang hebat di perairan dekat Denmark dan Swedia, dan sejumlah besar gas alam bocor. Hasil penyelidikan menemukan 3 dari 4 pipa bocor, dengan total 4 titik kebocoran, dan diduga disabotase. Setelah kejadian tersebut, Denmark, Swedia dan Jerman masing-masing melancarkan penyelidikan, namun menolak partisipasi Rusia.
Editor Mao Tianyu