Analisis media Rusia: Ada tiga kemungkinan alasan kunjungan Shoigu ke Iran
2024-08-12
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Sumber: Referensi Jaringan Berita
Referensi News Network melaporkan pada 6 AgustusMenurut laporan di situs Russian Morning Post pada tanggal 5 Agustus, setelah Israel melancarkan serangan terhadap Iran yang mengakibatkan kematian pemimpin Hamas Haniyeh, Sergey Shoigu, Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia dan mantan Menteri Pertahanan, melancarkan serangan. serangan terhadap Iran pada tanggal 5. Analis politik Rusia Sergei Markov percaya bahwa mungkin ada tiga alasan mengapa Rusia mengirim Shoigu untuk mengunjungi wilayah tersebut saat ini.
Yang pertama adalah mempersiapkan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya, yang merupakan pembalasan keras atas dukungan Washington terhadap Kiev. Shoigu mungkin sudah merencanakan cara untuk menyebabkan kerugian sebesar-besarnya bagi Amerika dan para pendukungnya.
Yang kedua adalah upaya Rusia untuk menjadi penengah antara Iran, negara-negara Arab dan Israel. Shoigu mungkin menemukan cara untuk mencegah pecahnya perang skala besar di Timur Tengah. Namun hal ini menimbulkan pertanyaan lain: Apa yang bisa ditawarkan Moskow sebagai imbalannya?
Kemungkinan alasan ketiga adalah bahwa dengan latar belakang ketegangan militer yang tegang, kunjungan Shoigu mungkin untuk memahami suasana dan situasi di lapangan.
Markov mengatakan masih belum jelas alasan mana di antara ketiga alasan tersebut yang lebih mendekati kenyataan, dan mungkin saja ketiga alasan tersebut ada dalam pembahasan.
Sebelumnya, menurut laporan Kantor Berita Satelit Rusia yang dikutip Kantor Berita Tasnim Iran, Shoigu mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran Masoud Pezeshyan di Teheran.
Menurut laporan tersebut, Pezeshchiyan mengatakan: “Rusia adalah salah satu negara yang mendukung rakyat Iran di masa-masa sulit. Mengembangkan hubungan dengan mitra strategisnya Rusia adalah salah satu prioritas kebijakan luar negeri Iran perjanjian bilateral antara kedua negara tercapai." (Disusun oleh Zhao Zhipeng)