berita

Mengapa saya mengalami “keputihan berwarna coklat” setelah menstruasi saya berakhir? Satu artikel untuk sains populer Anda

2024-08-09

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Dengan ekspresi khawatir di wajahnya, Lulu mendiskusikan masalah menstruasinya dengan sahabatnya Fangfang: "Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya menderita penyakit ginekologi?" Alisnya berkerut dan matanya penuh kecemasan.

Dia menceritakan kepada Fangfang bahwa dulu dia selalu mengalami keputihan encer setelah menstruasi, tidak nyeri, tidak gatal, dan tidak berbau. Namun, baru-baru ini dia menemukan bahwa sekretnya menjadi sangat kental, disertai bau asam yang khas, dan warnanya juga berubah menjadi coklat tua.

Lulu diliputi keraguan. Dia bertanya-tanya apakah sayangnya dia menderita penyakit ginekologi. Jadi, dia mengungkapkan kekhawatirannya kepada Fangfang. Setelah mendengar ini, Fangfang berkata bahwa dia mengalami situasi serupa tetapi tidak merasakan ketidaknyamanan apa pun.

Keduanya sempat lama membicarakan masalah ini, namun karena rasa malu, mereka enggan meminta bantuan ibunya dan malu untuk pergi ke rumah sakit. Dalam kekhawatiran mereka yang tak ada habisnya, mereka tidak pernah sampai pada kesimpulan yang jelas.

Lantas, apakah kondisi yang dialami Lulu dan Fangfang merupakan tanda penyakit ginekologi? Seperti apa seharusnya darah menstruasi yang normal?

01 Mengungkap Rahasia Fisiologi Wanita: Apa Warna Darah Menstruasi yang Normal?