berita

Serangan terhadap pangkalan militer Irak menyebabkan banyak tentara AS terluka

2024-08-06

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

[Fitur Mikro Kantor Berita Xinhua] Para pejabat AS mengatakan bahwa pangkalan angkatan udara yang menampung pasukan AS di Irak barat diserang oleh roket pada tanggal 5, melukai sedikitnya lima anggota militer AS.

Pejabat AS, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa personel militer AS yang ditempatkan di Pangkalan Udara Al-Asad di Irak barat terluka, salah satunya terluka parah. Pihak terkait sedang menilai kerusakan pangkalan dan jumlah korban luka dapat diperbarui.

Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Presiden Joseph Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah diberitahu mengenai insiden tersebut dan telah menerima laporan yang relevan.

Sumber keamanan Irak menyebutkan dua roket Katyusha mendarat di Pangkalan Udara Al-Assad.

Belum ada organisasi atau individu yang mengaku melakukan serangan tersebut, dan tidak jelas apakah insiden ini terkait dengan pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Iran.

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada tanggal 4. Seorang pejabat Irak yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Blinken meminta Sudani membujuk Iran untuk meredakan ketegangan saat ini melalui panggilan telepon. Iran mengatakan akan menyerang Israel untuk membalaskan dendam Haniyeh.

Setelah babak baru konflik Palestina-Israel pecah pada 7 Oktober tahun lalu, beberapa kelompok milisi Irak berkali-kali menembakkan roket dan drone ke pangkalan militer AS di Irak. Pada tanggal 28 Januari tahun ini, sebuah pangkalan militer AS di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah diserang oleh sebuah pesawat tak berawak. Tiga tentara AS tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka. Ini adalah pertama kalinya Amerika Serikat melaporkan tentara Amerika tewas dalam serangan di Timur Tengah sejak pecahnya konflik Palestina-Israel saat ini. Sebagai pembalasan, militer AS melancarkan serangan udara terhadap lebih dari 85 sasaran milisi di Suriah dan Irak pada tanggal 2 Februari.

Charles Brown, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan pada bulan Juni bahwa pangkalan militer AS di Timur Tengah belum pernah diserang dalam jangka waktu sejak Februari tahun ini. Namun pangkalan militer AS di Irak kembali diserang pada bulan Juli. Pangkalan Udara Al-Assad diserang oleh drone pada 16 Juli dan empat roket pada malam tanggal 25 Juli. Pada tanggal 30 Juli, militer AS kembali melancarkan serangan udara terhadap kelompok milisi Irak, menewaskan empat orang.

Untuk meredakan ketegangan, pemerintah Irak telah meluncurkan negosiasi dengan Amerika Serikat mengenai peran masa depan kehadiran militer Amerika dan koalisi multinasional yang dipimpinnya di Irak. Menurut Reuters, Irak berharap pasukan AS dan koalisi akan menarik pasukan mereka secara bertahap mulai bulan September tahun ini dan secara resmi mengakhiri operasi tersebut pada bulan September 2025. Namun, masih ada kemungkinan bahwa beberapa tentara AS akan terus ditempatkan dalam kapasitas sebagai penasihat militer. Saat ini ada sekitar 2.500 tentara AS yang ditempatkan di Irak. (Akhir) (Wang Hongbin)