berita

Diplomat Iran: Akan melancarkan respons "sekeras kilat" terhadap Israel

2024-08-03

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina


Menurut laporan Wall Street Journal pada tanggal 2, seorang diplomat Iran mengatakan bahwa upaya banyak negara untuk membujuk Iran agar tidak melakukan pembalasan terhadap Israel tidak membuahkan hasil, dan Iran akan melancarkan tanggapan yang "sangat keras".

Menurut laporan, seorang diplomat Iran yang mendapat pengarahan dari pemerintah Iran mengungkapkan bahwa mengingat serangan yang dilancarkan Israel baru-baru ini, tidak ada gunanya bagi banyak negara untuk membujuk Iran agar tidak memperburuk situasi. "Ini tidak masuk akal. Israel telah melewati semua garis merah dan kami akan membalasnya dengan secepat kilat dan kekerasan," kata pejabat itu.

Sejumlah pejabat Arab yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka telah memperingatkan Iran atas nama Israel dan Amerika Serikat bahwa Israel "siap berperang" jika Hizbullah Lebanon dan Iran merespons terlalu agresif, seperti menyerang Tel Aviv atau daerah pedalaman Israel. Para pejabat Iran menjawab bahwa mereka memahami risiko eskalasi tetapi pemerintah berada di bawah “tekanan internal dari para pendukung garis keras yang menuntut pembalasan.”

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Iran dan Hizbullah Lebanon percaya bahwa respons terhadap Israel “harus lebih kejam daripada penembakan yang diluncurkan pada bulan April” dalam hal apa pun. Hizbullah Lebanon juga menyatakan bahwa responsnya mungkin bukan berupa serangan tunggal, melainkan serangkaian tindakan.

Pada tanggal 1 Agustus, pemimpin Hizbullah Lebanon Nasrallah menyatakan bahwa konflik dengan Israel telah memasuki "tahap baru" dan dia akan membalas Israel karena Israel telah "melewati garis merah". Sebelumnya pada 30 Juli, Shukur, seorang komandan militer senior Hizbullah Lebanon, tewas dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut.

Hamas mengeluarkan pernyataan pada tanggal 31 Juli yang mengatakan bahwa pemimpin Politbiro Hamas Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di kediamannya di Teheran, ibu kota Iran.

Hamas menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas kematian Haniyeh dan mengatakan bahwa mereka tidak akan bersikap acuh terhadap serangan tersebut, kata laporan itu.

Pada tanggal 2 Agustus, waktu setempat, wakil juru bicara Pentagon AS Sabrina Singer mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Austin memerintahkan penyesuaian postur militer AS, meningkatkan kehadiran militer AS di Timur Tengah, dan memperkuat dukungan AS terhadap Israel.

Editor kolom: Qin Hong Editor teks: Song Hui Sumber gambar judul: Gambar judul Shangguan Editor gambar: Xu Jiamin

Sumber: Penulis: China News Network