berita

Lukisan pemandangan Tang Yin "Bakat paling romantis di selatan Sungai Yangtze".

2024-07-30

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina



Tang Yin, pria berbakat yang menyebut dirinya "Tuan Biara Bunga Persik" dan "Orang Awam Liu Ru", seperti bintang jatuh, berumur pendek namun mempesona, meninggalkan mahakarya dan legenda yang tak terhitung jumlahnya. Hidupnya adalah mekarnya seni dan bakat, serta gambaran nasib buruk dan liku-likunya.



Tang Yin lahir di Suzhou yang indah, Provinsi Jiangsu pada tahun 1470 M. Dia menunjukkan kecerdasan dan bakat luar biasa sejak usia dini. Namanya Bohu sepertinya mengandung pertanda harimau yang mengaum di pegunungan dan keagungan, dan lintasan hidupnya memang ibarat harimau nakal, berjuang keras di tengah arus zaman, mencari dunianya sendiri. Ketika masih muda, Tang Yin tidak hanya menonjol dalam puisi dan prosa, tetapi juga menunjukkan bakat luar biasa dalam kaligrafi dan lukisan. Dalam lukisannya, pemandangannya sangat hidup, karakternya sangat hidup, dan bunga serta burungnya begitu hidup tampaknya dapat muncul di halaman dan berbicara dengan orang-orang.



Pada usia 29 tahun, Tang Yin memenangkan ujian provinsi Jieyuan dalam satu kesempatan. Ini bukan hanya penegasan atas bakatnya, tetapi juga puncak hidupnya. Namun, titik balik nasib sering kali diam. Kasus penipuan ujian berikutnya seperti badai yang tiba-tiba, melibatkan dirinya dalam perjalanan menuju ketenaran berakhir tiba-tiba, dan kejayaannya yang dulu sepertinya lenyap dalam semalam. Bencana yang tidak masuk akal ini tidak hanya menyebabkan dia kehilangan kesempatan untuk lebih jauh memasuki dunia resmi, tetapi juga membuatnya sangat memahami kerasnya dunia dan kehangatan serta kehangatan umat manusia.



Setelah karir resminya frustrasi, Tang Yin memilih jalan yang sama sekali berbeda – mengasingkan diri. Di Taohuawu, barat laut Kota Suzhou, ia membangun sebuah kediaman bernama "Kuil Taohua", yang menjadi surga dan rumah spiritualnya selama sisa hidupnya. Di sini, ia menjauhi hiruk pikuk dunia dan mencari nafkah dengan berjualan sastra dan lukisan. Meski miskin, ia merasa tenang, dan ia benar-benar menyadari sikap hidupnya yang "tanpa hambatan dan sensual". Lukisannya tidak hanya memiliki kelembutan dan kelembutan kota perairan Jiangnan, tetapi juga memiliki sapuan kuas yang berani dan tanpa hambatan. Setiap lukisannya mewujudkan persepsi uniknya tentang kehidupan dan kerinduannya yang tak terbatas akan kebebasan.



Pada saat yang sama, Tang Yin juga memiliki persahabatan dekat dengan raksasa sastra seperti Xu Zhenqing, Zhu Yunming, dan Wen Zhengming. Mereka berdiskusi tentang sastra, seni, dan kehidupan bersama, dan dikenal sebagai "Empat Bakat di Wuzhong". Dalam lingkaran sastrawan ini, bakat Tang Yin semakin dilepaskan dan disublimasikan. Puisi dan lagunya, baik mengungkapkan emosinya atau mengungkapkan ambisinya, atau menyindir kejadian terkini, semuanya mengungkapkan wawasannya yang tajam dan pemikirannya yang mendalam.



"Bakat paling romantis di selatan Sungai Yangtze", gelar ini tidak hanya memuji bakat Tang Yin, tetapi juga menyiratkan sikapnya terhadap kehidupan emosional. Sepanjang hidupnya, ia memiliki hubungan dengan banyak wanita yang terus-menerus rumit dan rumit, namun setiap kali ia mengabdikan dirinya secara mendalam, sepertinya ia tidak bisa mendapatkan akhir yang bahagia. Pengalaman emosional ini tidak hanya memperkaya karya seninya, tetapi juga menambah sedikit tragedi dalam hidupnya. Dalam puisi dan lukisannya, kita selalu bisa merasakan keinginan dan ketidakberdayaan akan cinta, serta kenangan dan penyesalan atas berlalunya waktu.
Seiring bertambahnya usia, kehidupan Tang Yin menjadi semakin tertekan, namun pengejarannya terhadap seni tidak pernah berhenti. Lukisannya tidak hanya meningkatkan keterampilannya, tetapi juga mengandung filosofi hidup dan pengalaman emosional yang mendalam. Namun, takdir sepertinya tidak membiarkan pria berbakat ini pergi begitu saja. Pada akhirnya, Tang Yin, yang baru berusia 54 tahun, meninggal dunia karena kemiskinan dan penyakit, meninggalkan serangkaian peristiwa masa lalu yang menyedihkan dan karya seni berharga yang tak terhitung jumlahnya.



























































































Gambar dan teks berasal dari Internet, dan hak cipta adalah milik penulis aslinya.

Sebelum berangkat mohon lebih memperhatikan artikel-artikel indah seperti "Lukisan Seni Terkenal" yang layak dibaca.