berita

Media AS: Orban memperingatkan UE 'sedang dilupakan'

2024-07-29

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

[Koresponden Khusus Global Times, Cheng Zhong] Setelah Hongaria menjadi presiden bergilir UE, Perdana Menteri negara tersebut, Viktor Orban, terus mengkritik kebijakan luar negeri UE. Menurut Associated Press, Orban pada tanggal 27 waktu setempat memperingatkan bahwa Uni Eropa secara bertahap mulai dilupakan, dan "tatanan dunia" baru yang dipimpin Asia mulai terbentuk.

Perdana Menteri Hongaria Orban

Orban mengatakan dalam pidatonya, "Eropa telah menyerah dalam membela kepentingannya. Apa yang dilakukan Eropa saat ini adalah mengikuti kebijakan luar negeri Partai Demokrat AS tanpa syarat... bahkan dengan mengorbankan diri sendiri." Rusia justru merugikan kepentingan fundamental Eropa, menyebabkan harga energi melonjak, dan membuat perekonomian Eropa tidak kompetitif.

Menurut laporan "Hungarian Daily News" pada tanggal 27, Orban percaya bahwa ketidakstabilan yang disebabkan oleh perpecahan negara-negara Barat saat ini adalah masalah utama yang mereka hadapi. Menghadapi masalah ini, media Barat menghindari membicarakannya dan malah mempromosikan ancaman Rusia secara berlebihan.

Mengenai situasi internasional saat ini, Orban dalam pidatonya mengatakan, "Perubahan yang belum pernah terlihat dalam 500 tahun akan datang. Yang kita hadapi sebenarnya adalah perubahan tatanan dunia." Orban mengatakan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, perubahan ini akan dimulai ke arah Asia, dan Asia akan menjadi pusat dominan dunia. “Asia kini memiliki keunggulan demografis, keunggulan teknologi, dan keunggulan modal, sementara negara-negara Barat telah mendorong Rusia Menuju sisi itu." Ia juga menyebutkan bahwa Asia memiliki universitas terbaik, lembaga penelitian, dan bursa saham terbesar.

Associated Press menyatakan bahwa baru-baru ini, Orban, yang selalu menganjurkan hubungan yang lebih erat dengan Rusia dan Tiongkok, melakukan kunjungan "misi perdamaian" ke Kiev, Moskow, dan Beijing, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Orban mengatakan pada tanggal 27 bahwa selain mempromosikan perdamaian, rencana "Misi Perdamaian" juga mendorong Eropa untuk "mengejar kebijakannya sendiri."